Magnetic Swings and Magic Circle: Belajar Cerdas Induksi Magnetik dengan Barang Bekas melalui Pendekatan Pembelajaran Fisika Berbasis Inkuiri (Level of Inkuiri Based Learning)

Suyanto Suyanto

Abstract


Media mempunyai peranan penting dalam menyampaikan materi pembelajaran. Pemilihan media yang tepat akan dapat meningkatkan pemahaman siswa. Selain media, pendekatan pembelajaran yang mengembangkan level of inkiri sangat membantu siswa dalam menemukan dan membuktikan konsep berkaitan dengan materi fisika. Guru harus kreatif dalam memilih media pembelajaran dan pendekatan pembeljaran serta harus pintar menangkap peluang dengan memanfaatkan bahan-bahan yang melimpah yang ada disekitar kita sebagai media pembelajaran.

 

Telah dibuat media pembelajaran berbahan barang bekas yang diberinama “Magic Circle” yang berfungsi menolong dan menjembatani siswa yang mengalami kesulitan dalam berfikir abstrak untuk membantu belajar materi induksi magnetik pada materi fisika kelas XII ilmu alam. Untuk melengkapi pemikiran abstrak siswa digunakan alat dengan nama “Magnetic Swings” yang dapat membuat siswa untuk berinkuiri dalam pembelajran induksi magnetik.  Salah satu alasan mengapa alat ini perlu dibuat karena pada tahun-tahun sebelumnya daya serap untuk materi induksi dan gaya magnetik terhitung sangat rendah baik daya serap untuk tingkat sekolah, kota provinsi maupun nasional. Tercatat untuk daya serap gaya magnetik yaitu 65,97% pada tingkat sekolah, 68,41% pada tigkat kota, 59,10% tingkat provinsi dan 64,95% untuk tingkat nasional pada Ujian Nasional tahun pelajaran 2015/2016. Dengan menggunakan alat ini pemahaman siswa berkitan dengan penentuan arah untuk besaran-besaran fisika berkaitan induksi dan gaya magnetik menjadi lebih baik. Hal ini juga dapat dilihat dari perbandingan hasil belajar pada Penilaian harian materi induksi magnetik pada tahun pelajaran   2017/2018 yang mengalami perbedan yang signifikan, kelas yang menggunakan pendekatan inkuiri ( 3 kelas) dengan rata-rata masing-masing 83,6 ; 85,14 dan 87,16 sedangkan untuk 3 kelas yang tidak menggunakan pendekatan inkuiri didapatkaan nilai rata-rata masing-masing 76,57 ; 76,64 dan 69,58.  Diharapkan pada Ujian Nasional tahun pelajaran 2017/2018 daya serap siswa akan mengalami kenaikan yang signifikan.

Full Text:

PDF

References


Achnad Djazuli.1996 , Pedoman Pembuatan , Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Peraga/Praktik Sederhana Mata Pelajaran Matematika untuk SD . Jakarta:Depdiknas

Angkowo, R dam Kosasaih, A. Optimalisasi Media Pembelajaran. Yogyakarta : FKIP Usadhar

Bob Foster. 2010. Terpadu Fisika 3 A. Jakarta : Erlangga

Sujana, Nana dan Rifai, Ahmad.2012. Media Pembeljaran. Bandung : Sinar Baru Algesindo

. Sutrisno. 2011. Pengembangan Alat Peraga Untuk Pembelajaran Fisika . Bandung : Jurusan Fisika FMIPA UPI

University of Washington College of Education. 2001. Training for Indonesian Education Team In Contextual Teaching and Learning. Seatle, Washington, USA.

Wenning, C.J. (2005a). Levels of inquiry: Hierarchies of pedagogical practices and inquiry processes. Journal of Physics Teacher Education Online, 2(3), 3-11.

Wenning, C.J. (2005b). Implementing inquiry-based instruction in the science classroom: A new model for solving the improvement-of-practice problem. Journal of Physics Teacher Education Online, 2(4), 9-15.




DOI: https://doi.org/10.26877/jp2f.v9i1.2345

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2018 Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.


Copyright of Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika ISSN 2086-2407 (print), ISSN 2549-886X (online)


Gedung Utama GU.2.01 FPMIPATI, Universitas PGRI Semarang
Jl. Lontar No. 1-Dr. Cipto, Kampus 1 UPGRIS, Semarang
Email: jp2f@upgris.ac.id

View My Stats