Metoda Pelaksanaan Penyusunan Dokumen dan Gambar Arsitektur Bangunan Stasiun Samarang NIS
Abstract
Abstrak
Bentuk upaya pelestarian cagar budaya dalam undang-undang menyebutkan bahwa pelestarian cagar budaya dilakukan berdasar hasil studi kelayakan yang bisa dipertanggungjawabkan secara akademis, teknis, dan administratif, supaya dapat digunakan untuk pertimbangan mungkin atau tidaknya dilakukan pengembalian kepada kondisi seperti awal dibangunnya. Arti konservasi adalah semua kegiatan pelestarian, berupa seluruh proses pengelolaan pada suatu tempat supaya makna budaya yang dikandungnya dapat terpelihara dengan baik. Oleh karena itu sebelum melangkah ke rencana pelestarian dibutuhkan data pendukung atau pendokumentasian yang dapat menggambarkan kondisi saat ini dan penyebab terjadi peru-bahan keasliannya. Dalam mata kuliah Konservasi di Prodi Arsitektur UPGRIS dikenalkan tahapan kegiatan penyusunan dokumen pendukung tersebut, dan obyeknya adalah kawasan Stasiun Samarang NIS. Sejarah kereta api di Indonesia dimulai pada tahun 1864, saat NIS (Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij) membangun jalur kereta api Semarang ke Tangggung, sebuah kecamatan di Kabupaten Grobogan. Sejarah jalur kereta api Indonesia menarik untuk diteliti, tetapi kebanyakan berupa penelitian tekstual yang mengacu kepada sumber tulisan sejarah, dokumen lama, dan wawancara narasumber. Penelitian awal di bidang konservasi arsitektur terdiri dari penelitian sejarah, arkeologi, arsitektur, struktur dan material, dan penggambaran ulang bangunannya. Penelitian Kawasan Stasiun Samarang NIS ini menggunakan dokumen sejarah sebagai landasan perencanaan kegiatan terhadap obyek yang berada di wilayah Kelurahan Kemijen, Kecamatan Semarang Timur yang tergenang banjir air pasang. Melalui penelitian ini ditemukan bahwa kawasan stasiun sudah menjadi permukiman penduduk, jalur-jalur kereta menjadi gang-gang kecil dan deretan rumah. Sebagian bangunan stasiun masih ada dengan fungsi rumah tinggal keluarga pensiunan kereta api yang dahulu berdinas di sana. Setelah dilakukan kajian terhadap data yang diperoleh, maka dihasilkan dokumen akademis yang berisi sejarah kawasan stasiun, kondisi saat ini, dan gambar arsitektur, sehingga dapat memberikan gambaran kawasan stasiun beserta bentuk bangunan stasiunnya.
Kata kunci: pelestarian, konservasi, arsitektur, stasiun, dokumen
Abstract
The conservation effort as stated in the Heritage Conservation Legislation in Indonesia, should be done based on a feasibility study by academic, technically, and administrative responsibility, towards possibilities restored to the origin condition. Conservation means all of preservation activities and management on a place in order to enhance cultural meaning can be preserved as well. That’s why the early step in conservation process, it need supporting datas or documenting process describes recent conditions, the causes that changes had been made. In the Conservation Study Class in Architecutre Department UPGRIS University first introduced that documenting process. The study object was Samarang NIS Station in Semarang. The railway history in Indonesia start in 1864, NIS (Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij) build the construction of railway line between Semarang – Tanggung, a place in Grobogan Regency. The research of railway history in Indonesia mostly are textual research based on historical writing, ancient documents, and interviews with trusted people. Conservation research comprises as: historical research, archaeological, architecture, structural and material. All are presented in a technical drawing of the building. The study of Samarang NIS Station and its sorruonding area based on the historical data to track the existence of that object that in recent days under the Kemijen Village, East Semarang Sub District. By this architectural study we find that the station building now become a housing area, and the track become gangways. The origin building become a row houses, and people who their ancestors worked in that railway company lives there. The study produced documents consist of historical area, and the architectural drawings describes the station area from origin until now.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
I Made dkk. (2021). Buku Petunjuk Teknis Pelaksanaan Penelitian Arkeologi. Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan, Kementarian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.
Hartono, Samuel (2007). “The Amsterdam School dan Perkembangan Arsitektur Kolonial Di Hindia Belanda Antara 1915-1940”. DIMENSI (Jurnal Teknik Arsitektur) Petra Christian University. Juli 2007.hlm.58.
PT. KAI (2022). Sejarah Perkeretaapian. https://www.kai.id/corporate/about_kai/.
Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian “Sejarah Perkeretaapian Indonesia”https://djka.dephub.go.id/sejarah-perkeretaapian-indonesia.
Saraswati, Ratri Septina (2018), “Sejarah Jalur Kereta Api Kedungjati-Ambarawa-Magelang (Kedoeng Djati-Willem I-Magelang 1873-2015”, Direktorat Sejarah Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
National Geographic Indonesia. 2014. “Menelusuri Jejak Stasiun Kereta Api Pertama di Indonesia.” https:// nationalgeographic.grid.id/read/13288470/menelusuri-jejak-stasiun-kereta-api-pertama-di-indonesia?page=2.
DOI: https://doi.org/10.26877/umpak.v6i1.19326
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Jurnal umpAk terindeks:
UMPAK - Jurnal Arsitektur dan Lingkugan Binaan
Published by:
Program Studi Arsitektur
Fakultas Teknik dan Informatika
Universitas PGRI Semarang (UPGRIS)